Monday, March 31, 2014

Stop Golput Sahabat!!!



 

Menjelang Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden Tahun 2014 ini Saya yakin banyak diantara kita kebingungan menentukan pilihan, termasuk Saya sendiri. Bagaimana gak bingung coba? di media massa maupun media elektronik sering kali kita disuguhi promo dan penawaran sejumlah bakal calon legislatif maupun eksekutif yang  akan ikut manggung pada pemilu. Belum lagi jika Anda perhatikan di jejaring sosial, perang dukungan antara satu calon dan calon lainnya begitu menghebohkan.

Diantara semua calon yang telah mempromosikan diri tersebut tentunya tak sedikit yang berstatus incumbent tak sedikit pula yang merupakan muka baru. Kebingungan semakin meningkat mengingat sang incumbent yang belum memperlihatkan kinerja yang memuaskan pun dengan Sang muka baru yang belum dapat dipastikan seperti apa hasil kerjanya.

Kalau Anda perhatikan spanduk, pamflet maupun billboard pada setiap alat perga kampanye yang kita temukan baik di samping jalan, iklan televisi, bewara di radio atau bahkan dalam stiker-stiker yang di tempel di pohon dan tiang listrik, ada slogan tipikal diantara kedua tipa calon tersebut. Tipologi slogan dari incumbent biasanya berbunyi “lanjutkan!” sementara itu tipikal slogan muka baru biasanya berbunyi “baru”. Seperti pada beberapa slogan seperti di bawah ini :

Incumbent :
“Siap melanjutkan perjuangan!”
“Sudah terbukti, mari lanjutkan!”
“bukan janji tapi bukti!”

Muka Baru
“Mari menuju Indonesia baru, dengan partai baru!”
“Semangat baru untuk Indonesia yang lebih baik!”

Terlepas dari semua janji yang diucapkan oleh para calon, bagi Saya sendiri pesimisme dan skeftisisme sepertinya telah menghinggapi seluruh bagian perasaan Saya. “None of all the promises can make me believe” cieh pake bahasa inggris, maklum baru tes toefl kemarin hehe. 

Terus terang Sahabat bagi Saya pribadi, belum ada satupun dari calon legislatif maupun calon presiden yang membuat Saya percaya bahwa perubahan besar pada bangsa ini akan terjadi. Karena seperti yang sering kali Saya kemukakan bahwa permasalahan utama bangsa ini bukanlah pada manajemen maupun intelektualitas pimimpin atau warganya melainkan pada karakter mereka. Sementara itu merubah karakter bukanlah sesuatu yang mudah, dibutuhkan lebih dari seorang pemimpin yang cerdas, bukan pula seorang pemimpin yang berani, bukan pula seorang pemimpin yang jujur semata melainkan seorang pemimpin yang lengkap yakni pemimpin yang cerdas, berani, visoner, jujur dan memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara.

Adakah diantara calon-calon yang selama ini menawarkan diri memiliki kriteria seperti itu? Jujur, Saya belum melihatnya. Mungkin memang ada tapi saya belum melihatnya.  Terus bagaimana dong? Apa perlu kita golput aja? Janganlah, karena dengan golput berarti Anda membiarkan negara ini dipimpin oleh sembarang orang. Anda mau negara ini dipimpin oleh orang yang tidak cerdas, tidak jujur, tidak berani dan tidak juga memiliki visi? 

Mungkin bagi Anda yang Golput berargumen seperti ini, “dari pada salah ngomong kan lebih baik diam”. Memang benar, tapi hal itu dilakukan jika berkaitan dengan sesuatu yang tidak menentukan hidup dan mati, atau tidak pula menentukan nasib kita di masa yang akan datang. Akan tetapi jika itu dilakukan pada sesuatu yang akan menentukan masa depan kita, Saya kira adalah sesuatu yang salah.

Misalkan Anda harus memilih rumah sakit untuk berobat atas penyakit Anda, kemudian Anda kebingungan memilih rumah sakit karena saking banyaknya rumah sakit di tempat Anda, apakah karena kebingungan kemudian Anda diam?

Misalkan Anda harus memilih sekolah untuk Anak Anda, saking banyaknya sekolah ditempat Anda kemudian Anda memilih tidak menyekolahkan Anak Anda. Apakah langkah itu yang akan Anda ambil?

Atau misalkan Anda ingin menikah, saking banyaknya wanita di dunia ini Anda kebingungan, lalu apakah Anda memilih diam dan tidak menikahi salah satu diantara mereka?

Silahkan Anda jawab sendiri, intinya adalah golput bukanlah pilihan, yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu fakta yang mungkin menggambarkan sedekat mungkin dengan kebenaran dan kemudian tentukanlah pilihan. Ketahuilah sebanyak mungkin calon-calon yang akan Anda pilih. Kunjungi kampanyenya, lihat program-prgoramnya bahkan janji-janjinya. Setelah Anda mengetahui maka pilihlah bahkan jika Anda harus memilih yang terbaik dari yang terjelek, pilihlah!

Terus bagaimana jika pilihan Anda salah? Bagaimana jika akhirnya orang yang kita pilih bukanlah seseorang yang memiliki kriteria postif tapi malah sebaliknya?

Stop sampai situ?

Gak perlu dipikirin bro! Selama Anda memilih dengan idealisme, selama Anda memilih dengan keinginan memperbaiki keadaan maka hasilnya bukanlah urusan Anda. Insya Allah Anda tidak akan ikut bertanggung jawab terhadap perilaku orang yang Anda pilih! Karena setiap amal dan dosa adalah tanggung jawab pelakunya, jika orang tua sudah menasehati anaknya tapi anaknya tetap nakal dan mendosa maka lepas pertangungjawaban orang tua, jika seorang kyai telah mengatakan kebenaran dan umatnya tetap menolak kebenaran maka lepas pertanggungjawaban Sang Kyai. Bukan begitu pak Haji?

Yang menurut Saya salah adalah jika Anda memilih bukan karena iedalisme, melainkan karena pragmatisme sempit. Sudah tahu tidak jujur malah  Anda pilih! Sudah tahu serakah justru Anda tunjuk? Dan sudah tahu pendosa kemudian Anda agung-agungkan! Sikap inilah yang akan Anda pertanggungjawabkan dunia dan akhirat.

Jadi! Untuk melepas semua kebingungan dan tanggung jawab yang ada dalam pundak Anda sudah semestinya Anda ikut berperan dalam pemilu ini. Peran Anda adalah mengupayakan pilihan Anda memuaskan bukan memastikan pilihan Anda benar. Silahkan datangi kampanye Calon Legislatif maupun Calon Presiden yang digelar di tempat Anda. Perhatikan profil dan program-programnya. Pelajari media sosialnya, dan pilihlah dengan idealisme semata bukan karena kepentingan, bukan karena kekerabatan dan bukan pula karena tampangnya yang imut dan menggemaskan.

Bagi Saya pribadi indikator calon pemimpin adalah apa yang diajarkan oleh Sang Maha Guru, Sang Pembaharu dan Sang penyelamat Rosululloh SAW yakni, Sidik, Fatonah, Amanah dan Tabligh. Sidik berarti mengatakan tidak lain selain kebenaran. Fatonah berarti Cerdas, Amanah berarti jujur dan Tabligh berarti komunikatif, mampu menyampaikan kebenaran dengan cara yang benar. Bagaimana dengan Anda? Apakah Indikator Pemimpin menurut Anda?

Ok. Selamat berpesta bangsa Indonesia “may the best men elected!” Semoga Indonesia Jaya!!!

Thursday, March 27, 2014

Kabar Tes 300 doktor Provinsi Jawa Barat

Alhamdulillah akhirnya selesai sudah pelaksanaan tes beasiswa Program 300 doktor Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 ini, selama 3 hari sudah Saya beserta 100 rekan PNS Provinsi Jawa Barat lainnya berlomba memperebutkan 30 tiket beasiswa yang tersedia. "may the best men elected".

Hasil pelaksanaan tes ini akan diumumkan 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan tes terakhir, itu berarti kurang lebih rabu depan sahabat-sahabat yang berhak mendapatkan 30 tiket tersebut sudah dapat diketahui. Bagi Saya sendiri sesungguhnya firasat negatif sudah mulai menghinggapi perasaan, mengingat selama 3 hari pelaksanaan sepertinya Saya lebih banyak gak bisanya ketimbang bisanya, terlebih lagi tes TPA yang dilaksanakan pada hari pertama, pada tes tersebut Saya lebih mirip "sniper" ketimbang akademisi, hehe.

Tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur, tes sudah selesai dan tidak bisa diulang lagi. Berkaca dari pengalaman tes ini ada beberapa hal yang seyogyanya bisa kita persiapkan untuk dapat menyelesaikannya tes dengan memuaskan, beberapa hal tersebut yakni :

pertama persiapan materi atau bahan-bahan tes, persiapan materi ini tentunya tergantung materi dan tehnik tes yang akan kita ikuti. Tes Saya kemarin misalnya materi yang akan di uji adalah TPA, Toefl dan Psikotes. berkaitan dengan materi-materi ini seyogyanya kita bisa mulai mempersiapkan diri dengan mempelajarinya. Caranya bisa berbagai macam bisa dengan mengikuti kursus atau bisa belajar sendiri. keduanya memiliki hambatan dan rintangan yang berbeda jika Anda belajar dengan kursus maka hambatannya adalah anggaran dan waktu, anggaran tentu saja menjadi kendala mengingat biaya untuk mengikuti kursus pastilah tidak kecil apa lagi jika Anda sudah berkeluarga, pasti "pabulat-belit" dengan keperluan keluarga, pun dengan waktu, mengikuti kursus berarti Anda harus menyediakan waktu khusus disela-sela kesibukan Anda. Sementara itu jika Anda belajar otodidak maka hambatannya adalah pemahaman Anda tentang materi akan sangat terbatas mengingat Anda tidak memiliki mentor untuk berbagi materi.

Selain Anda harus mengetahui materi tes Andapun perlu tahu teknis penilaian karena dengan mengetahui teknis penilaian maka Anda akan mempersiapkan diri dengan maksimal. misalkan dalam persoaln tes Saya kemarin teknis penilaiannya adalah kumulatif, jadi ketiga skor tiga materi tersebut dikumulatifkan sehingga semuanya memiliki bobot yang sama. Di sisi lain ada pula teknis skor yang memberikan bobot yang berbeda pada setiap materi, atau ada juga teknis seleksi yang menerapkan sistem gugur beberapa teknis tersebut tentunya akan mempengaruhi cara kita mempersiapkan materi tes. 

kesimpulannya, jika Anda akan melaksanakan sebuah tes maka pahami dulu materi yang akan diujikan dan dalami metode penilaiannya, kemudian setelah itu persiapkan dengan maksimal. Dalam rangka memaksimalkan persiapan Anda bisa mengikuti kursus atau Anda bisa "otodidak", saran Saya jika Anda akan mendalami materi secara otodidak Anda tetap mebutuhkan seorang mentor untuk kita berbagi atau memberi masukan. Nah berkenaan dengan mentor, Anda tidak perlu malu untuk bertanya kepada orang lain bahkan jika orang lain itu adalah adik kita atau orang lain yang lebih muda dari kita. Ya! karena kebanyakan materi TPA dan Toefl berasal dari materi pelajaran dasar maka mentor yang cukup bisa diandalkan adalah adik-adik kita yang saat ini masih bersekolah di SMP dan SMA. 

O iya, sebelum lupa jika teknis penilaian ujian kumulatif maka persiapan harus dilakukan terhadap semua materi yang akan diuji, akan tetapi jika bobot penilaian tidak merata maka Anda harus membagi beriapan sesuai dengan bobot tersebut. Misalkan jika bobotnya seperti ini TPA 30%, Toefl 60% dan psikotes 40% maka Anda harus membagi persiapan sesuai dengan bobot tersebut, jadi! Anda persiapkan waktu 30% bagi TPA, 60% Toefl dan 40% psikotes. Sebenarnya persiapan tersebut akan bisa dioptimalkan jika kita mengikuti kursus persiapan ujian di lembaga-lembaga bimbingan belajar yang ada, tapi memang bagi pegawai seperti Saya dan Anda tentunya itu adalah opsi yang cukup berat. Oleh karena itu bagi sahabat pegawai lainnya  kepandaian membagi waktu untuk persiapan tersebut sangat penting untuk diperhatikan.

Sebagai informasi bagi sahabat beberapa ini link bagi sahabat yang akan mempersiapkan diri dalam tes toefl dan TPA :

kedua persiapan fisik dan mental, berkaca dari pengalaman Saya kemarin Anda semua pastinya faham bahwa pelaksanaan tes apapun baik itu tes beasiswa, tes SNMPTN, atau feed and Proper test dalam jabatan biasanya memiliki batasan waktu yang sangat sempit, jika dirata-ratakan tenggat waktu menyelesaikan pertanyaan tidak lebih dari 1 menit setiap pertanyaan. Untuk dapat menyelesaikan tes secepat itu tentunya membutuhkan kondisi fisik dan mental yang fit, tanpa kedua kondisi tersebut maka soal yang mudahpun akan menghabiskan waktu lebih dari satu menit untuk menyelesaikannya sehingga akhirnya kita kedodoran menyelesaikan semua pertanyaan yang diajukan dalam tes.



Wednesday, March 12, 2014

INFORMASI PROGRAM 300 DOKTOR PROVINSI JAWA BARAT

Sahabat, Sudah cukup lama rasanya dari terakhir saya menulis di blog ini. Sebagai seorang pegawai negeri dengan tanggung jawab esselon IV jujur sahabat, saya harus jungkir balik mengatur waktu dan volume otak untuk membagi kepentingan pekerjaan dan aktualisasi diri di blog yang saya banggakan ini.  Tapi tak mengapa seperti perkataan sahabat saya "biarlah Tuhan yang membalasnya". semoga segala yang saya tulis dalam blog ini menjadi kebaikan bagi Saya, Anda maupun bangsa Indonesia yang saya cintai ini.

Sudah cukup saya kira curhatnya, kini saatnya saya membagikan sesuatu kepada Anda semoga bermanfaat dunia dan akhirat, kalaupun tidak di dunia biarlah di akhirat, karena akhirat adalah tujuan kita sesungguhnya (jangan nyengir, ini serius) 

Sahabat kurang lebih seminggu yang lalu saya mendapatkan sebuah tawaran beasiswa program doktoral dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diperuntukan bagi seluruh PNS yang ada di Jawa Barat. Sebuah tawaran yang menggiurkan karena program doktoral yang dimaksud adalah program doktor luar negeri dengan gelar PhD. Akan tetapi ternyata tak semua rekan saya sependapat dengan saya, banyak sahabat yang saya kabari tentang hal ini menolak dengan berbagai alasan, ada yang karena keluarga, karena jabatan, karena pimpinan dan bahkan ada yang skeptis menolak karena ketakutan dengan belajar di luar negeri kita akan menjadi agen luar negeri yang merusak bangsa sendiri. 

Alasan terakhir itu menurut saya agak keterlaluan. "emangnya dengan belajar di dalam negeri Anda pasti bisa menjaga bangsa dan negara?". Faktanya banyak juga yang merusak bangsa ternyata mendapat pendidikan di dalam negeri. Jadi! non sense lah kalau mengatakan dengan berkuliah ke luar negeri pasti akan menjadi agen luar negeri. Semuanya kembali kepada kita, memang tidak bisa juga kita mengatakan berkuliah di luar negeri lebih baik dari pada berkuliah di dalam negeri, tapi  logika tersebut berlaku juga terhadap sahabat yang berkuliah di dalam negeri.

Ini yang harus kita sepakati, memang kuliah di luar negeri tidak menjamin bahwa Anda akan mampu bekerja lebih baik dari rekan Anda yang berkuliah di dalam negeri, adalah Anda sendiri yang menentukan sejauhmana kehadiran Anda bermanfaat bagi bangsa dan negara. Bahkan lebih jauh lagi baik Anda berpendidikan maupun tidak, tidak ada jaminan Anda akan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara, selama Anda bermental "goblok" maka selamanya Anda hanya akan membebani negara dan bangsa Anda.

Ok, lanjut lagi sahabat. Alasan lain sahabat yang menolak tawaran ini adalah ketakutan mereka terhadap masa depan karirnya, maklum berkuliah dengan status tugas belajar maka secara otomatis mengharuskan kita melepaskan jabatan dan fasilitasnya. Hal tersebut menyebabkan karir kita akan mundur selangkah, terlebih dengan kondisi tak menentu kebijakan kepegawaian di depan maka bisa jadi kita takan pernah lagi duduk dalam kursi empuk sebuah jabatan sekembalinya kita dari proses belajar. Untuk menjawab alasan ini dan memberikan sedikit motivasi bagi sahabat yang fragmatis, Saya yakinkan kepada Anda bahwa doktor adalah strata pendidikan tertinggi terlebih jika ia didapat dari pendidikan luar negeri, pandangan masyarakat kita masih memandang strata tersebut sebagai sesuatu yang prestisius, jadi saya kira sepulangnya Anda dari pendidikan maka 90 persen Anda akan dibutuhkan oleh jabatan, bukan sebaliknya.

Itu jika Anda memandangnya dari kacamata Pragmatis, jika Anda memandangnya dari kacamata idealis maka dengan berkuliah ke luar negeri Anda akan mendapatkan cara pandang yang berbeda, perbandingan yang lebih nyata antara apa yang terjadi dengan bangsa kita dan apa yang telah dicapai oleh bangsa lain, sehingga kemampuan Anda untuk menjabarkan permasalahan bangsa dan memperbaikinya insya allah akan lebih baik.

Selanjutnya jika alasannya adalah karena keluarga yang mungkin harus kita tinggalkan selama proses belajar , saya kira adalah salah satu alasan yang paling rasional. Keluarga adalah alasan yang paling kuat untuk menolak kesempatan ini, tapi sebenarnya selama ada kemauan pasti ada jalan. Bagi saya sendiri solusinya adalah dengan "meringkid" (istilah sunda) maksud saya dengan membawa mereka ikut bersama saya. maklum saya adalah termasuk ISCIdTHT (ikatan suami cinta istri dan tak bisa hidup tanpanya) hehe. Selain itu bagi sebagian besar kita tentunya sangat sulit untuk dapat fokus selama pembelajaran saat kita terpisah dari keluarga kita, jadi solusinya adalah dengan membawa mereka bersama kita. Bagi sahabat yang istri dan keluarganya tak memungkinkan untuk di bawa maka semoga fiosofi rekan saya ini memicu semangat Anda "mundur satu langkah untuk melompat lebih jauh Sahabat!!!".

Sebelum saya tutup artikel saya kali ini, ijinkan saya menjelaskan secara singkat program tersebut (tak diijinkanpun saya maksa) emangnya siapa Anda? blog saya ini kok!, terserah saya dong mau nulis apapun juga!

Begini Program 300 doktor Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebenarnya hanya sebuah program fasilitasi bagi seluruh pegawai negeri sipil yang ada di wilayah pemerintah Provinsi Jawa Barat, baik yang bekerja di provinsi maupun mereka yang bekerja di  kabupaten/kota. Karena merupakan program fasilitasi maka sebenarnya beasiswa bagi pendidikan sendiri tidak disediakan oleh provinsi melainkan oleh lembaga lain yang konsern terhadap pengembangan sumber daya manusia seperti LPDP dan Dikti. Peran Pemerintah provinsi sendiri adalah memberikan pendampingan dan mengantarkan kita untuk mendapatkan beasiswa dimaksud serta memberikan fasilitasi lain yang dibutuhkan selama tidak disediakan oleh lembaga sponsor tersebut. 

Tahapan dari program ini terdiri dari tahapan pendaftaran, tahapan seleksi, tahapan pendidikan dan pasca pembelajaran. Tahapan Seleksi dilaksanakan melalui dua tahap yakni tahapan seleksi administrasi dan seleksi kemampuan akademik, Toefl dan psikologi. selanjutnya bagi sahabat yang nanti dinyatakan lulus dalam tahapan seleksi akan mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kemampuan, sehingga memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa dari lembaga donatur sebagaimana disampaikan sebelumnya. setelah memenuhi syarat dan mendapatkan beasiswa maka langsung diberangkatkan. selesai masa pembelajaran maka sahabat yang telah lulus akan secara otomatis menjdi anggota forum 300 doktor pemerintah provinsi Jawa Barat inilah tahapan Pasca Pembelajaran.

Forum 300 doktor tersebut ke depan akan dijadikan sebuah lembaga pengembangan penelitian dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah provinsi Jawa Barat dalam mencapai Visi JawaBbarat sebagai Provinsi Termaju 2025.  Persyaratannya program ini sangat sederhana yaitu merupakan PNSD Jawa Barat, Berusia Maksimal 38 Tahun, Berijazah Pasca Sarjana, dan Siap berkuliah di luar negeri. 

Demikian penjelasan singkat program 300 doktor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang saya simpulkan berdasarkan sosialisasi oleh BKD Provinsi pada tanggal 28 Pebruari 2014 di Aula Dada Rosada Balai Kota Bandung. Sebelum saya lupa Pendaftaran Program ini dilaksanakan online melalui  www.300doktor.jabarprov.go.id  nmulai tanggal 28 Pebruari 2014 dan berakhir pada 14 Maret 2014.

Jadi bagi sahabat yang tertarik tunggu apalagi segera daftarkan diri Anda atau jika Anda hendak mempelajari program ini terlebih dahulu silakan pelajari slide di bawah ini

Ups jangan lupa semoga menjadi Pegawai Negeri Paripurna yang Hidup penuh Berkah, Mati dalam Kemuliaan dan Masuk Surga. Amiiiiiiiiin...







SEBUAH BUKU TENTANG PEGAWAI NEGERI

..

terpopuler

PNS

ABDI NEGARA

ABDI MASYARAKAT