Monday, December 9, 2013

Nelson Mandela Pemimpin Dunia berhati emas

Melihat pemberitaan di media elektronik dan media masa tentang kematian salah satu penerima nobel dunia Nelson Mandela, hati saya terkagum-kagum. Bagaimana tidak seorang kulit hitam yang beberapa dekade lalu begitu dihina dan direndahkan oleh dunia, menjelma menjadi seorang yang sangat dihormati dunia.

Tahun 80 an mungkin tidak akan pernah kita temukan pemandangan yang saat ini kita lihat di media massa, sebuah prosesi pemakaman yang menarik perhatian begitu besar dari mata dunia. Jangankan kematian berita-berita kehidupan kulit hitampun takan mungkin bagi kita melihat semegah dan seakbar saat in, ya karena saat itu politik apartheid begitu mendominasi dunia.

Politik Apartheid adalah politik rasisme yang berkembang di Afrika Selatan sejak Tahun 1930 sampai dengan 1990, faham utama politik ini adalah pembedaan atau pengkelasan warga negara berdasarkan ras yakni warna kulitnya. poltik ini pertama kali dicetuskan oleh seorang bernama Hendrik Verwoerd, seorang pria kulit putih berfaham nasionalsosialisme kuat dan terpengaruh ideologi rasisme yang dilancarkan NAZI.

Dalam tataran praktis bentuk kebijakan apartheid ini diaplikasikan dalam bentuk aturan Group Areas Act tahun 1950 yakni pembentukan homeland yang merupakan sebuah area khusus bagi kalangan kulit hitam, penduduk kulit hitam dilarang memiliki tanah di luar home land yang telah ditentukan. Pernikahan campuran Dilarang keras oleh pemerintah. Pun dengan partisipasi dalam pemerintahan, kulit hitam tidak memiliki tempat dalam politik dan pemerintahan. Intinya dalam politik ini kedudukan kulit hitam lebih rendah dibandingkan kedudukan kulit putih.

Melalui perjuangan yang keras akhirnya pada awal tahun 1990-an politik Apartheid hancur lebur dari benua hitam ini, salah satu yang menjadi tokoh perjuangnnya adalah Nelson Rolihlahla Mandela, seorang pengacara muda yang merupakan salah satu anggota African National Congres, sebuah organisasi perjuangan Anti Apartheid di Afrika Selatan.  Mandela sendiri akhirnya menjadi Presiden Afrika Selatan Hitam Pertama  pada  Tahun 1994.

Perjalanan panjang menyertai perjuangan Mandela menghancurkan politik aratheid karena pergerakan anti apartheidnya beliau pernah merasakan dinginnya jeruji penjara selama 27 tahun Tahun yakni dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1990.

Masa tahanannya pernah diperpanjang akibat penolakannya menghentikan perlawanan terhadap pemerintah, konsistensi terhadap keyakinannya menyebabkan dunia memberikan nobel perdamaian atas seluruh perjuangannya.

Tidak hanya sampai di sana, jiwa kepemimpinan dan ketulusan hatinya tercermin tatkala beliau menjabat sebagai seorang presiden. derap langkahnya yang lurus sangat terlihat tatkala beliau menahan diri untuk memberikan balas dendam kepada rezim pemerintahan yang menggiringnya ke jeruji besi penjara. Karena sikap menahan dirinya inilah Afrika Selatan lolos dari ancaman perang saudara.

Sebuah perkataan yang sangat melekat padanya adalah sebuah perkataan sakti "forgive but not forget" sebuah perkataan yang mengisyaratkan maaf terhadap seluruh musuh-musuh politiknya, karena beliau sadar perjuangnnya bukanlah untuk dirinya sendiri akan tetapi bagi seluruh rakyat Afrika Selatan.

Perkataan tersebut jika boleh saya menganalisas adalah sebuah perkataan pahlawan sejati, pejuang yang tulus dan mengerti arti perjuangannya. Memaafkan adalah selain mencerminkan kebeningan hati beliau juga menunjukkan kemantapannya dalam menatap perjuangannya. Perjuangan untuk memberikan Afrika Selatan kedamaian bagi semua warganya bukan hanya kulit hitam saja akan tetapi juga bagi kulit putih yang dulu menindasnya. itulah tujuannya selama ini yakni kesetaraan bagi semua kelompok.

Saya membayangkan jika saja saat itu bukan beliau yang menjadi presiden melainkan orang lain yang tidak sebersih beliau maka penindasan terhadap kulit hitam akan berubah menjadi penindasan terhadp kulit putih dan perang saudarapun akan meletus di negara itu.

Kematian mulia sebagaimana saya tulis dalam buku saya "Menuju Pegawai Negeri Paripurna" telah didapatkan oleh seorang kulit hitam bernama Nelson Rolihlahla Mandela, meskipun kita belum tahu seberapa mulia beliau. Akan tetapi satu hal yang pasti dari kacamata manusia beliau telah mendapatkannya. maka jika kita ingin mendapatkan kematian mulia seperti beliau sudah semestinya kita belajar dari beliau.

konsistensi terhadap perjuangan, kemantapan terhadap tujuan dan kemampuan menyingkirkan ego pribadi adalah sikap yang dapat kita ambil dari seorang Nelson Mandela. sehingga tak mengherankan jika prosesi pemakamannya  menarik perhatian dunia begitu besarnya. Sebagai gambaran saat saya menulis teah dipastikan 53 pemimpin dunia menghadiri acara ini.

Semoga Indonesia dan Dunia mendapatkan kembali pemimpin seperti ini


No comments:

SEBUAH BUKU TENTANG PEGAWAI NEGERI

..

terpopuler

PNS

ABDI NEGARA

ABDI MASYARAKAT