Monday, November 25, 2013

Penyadapan Autralia Terhadap Indonesia

Melihat tayangan televisi terutama tayangan berita yang sebagian besar dihiasi oleh kasus yang lagi menghangat saat ini yakni kasus penyadapan para pejabat negara Indonesia yang disadap oleh jaringan Itelejen Australia, penulis jadi tergelitik untuk sedikit ikut "nimbrung" beropini berkaitan dengan kejadian tersebut.

Hubungan diplomatis antara RI dan Australia memang berkembang sangat dinamis. pasang-surut tensi kerap kali menghiasi hubungan diantara kedua negara bertetangga ini. berdasarkan data yang dikutip dari http://ngah-ngoh.blogspot.com, Hubungan RI-Australia dimulai sejak tahun 60 ketika peristiwa Trikora, saat iitu Australia bertindak sebagai "kawan" RI dengan memberikan bantuan militer dalam menghadapi peperangan dengan Belanda. setelah itu Dwikorapun dikumandangkan saat itu Australia berubah haluan dan bertindak sebagai sekutu Inggris untuk  melawan Indonesia dalam mempertahankan Persekutuan Tanah Melayu Bentukan Inggris.

Era tahun 70'an kondisi alutsista TNI sangat memprihatinkan, Australia dengan berbagai syarat menghibahkan 1 skuadron jet tempur F86 Sabre, puluhan pesawat nomad dan puluhan kapal patroli kepada Indonesia.

Tahun 1975 Timor Timur bergejolak dengan Fretilin yang berhaluan kiri menguasai wilayah itu.  Pada waktu itu era perang dingin lagi “berdarmawisata” kemana-mana sehingga jika dibiarkan berkuasa maka komunis sudah berada di gerbang utara Australia dan di halaman belakang RI.  Setelah kunjungan Presiden Gerald Ford ke Jkt dan memberi “restu” maka pasukan Indonesia melakukan operasi militer di Timor Timur.  Australia tentu merasa senang karena tak perlu biaya untuk membendung paham komunis yang meloncat tiba-tiba dari Indocina ke depan Darwin.

Akan tetapi ironisnya ketika Tahun 1999 Timor Timur kembali bergejolak dan berusaha memisahkan diri dari Indonesia Australia malah mendukung pemisahan diri tersebut.

Saat ini hubungan Austalia-Indonesia kembali menghangat setelah munculnya informasi tentang penyadapan yang dilakukan oleh intelejen Australia terhadap para Pejabat RI sekitar Tahun 2009 para pejabat tersebut seperti dilansir Kompas.com diantaranya :

1. Susilo Bambang Yudhoyono, jenis ponsel Nokia E90-1
2. Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono), jenis ponsel Nokia E90-1
3. Boediono (Wakil Presiden), jenis ponsel Blacberry Bold (9000)
4. Jusuf Kalla (mantan Wakil Presiden), jenis ponsel Samsung SGH-Z370
5. Dino Pati Djalal (juru bicara presiden urusan luar negeri), jenis ponsel Blackberry Bold (9000)
6. Andi Mallarangeng (juru bicara presiden urusan dalam negeri), jenis ponsel Nokia E71-1
7. Hatta Rajasa (Menteri Sekretaris Negara), jenis ponsel Nokia E90-1
8. Sri Mulyani Indrawati (Menko Ekonomi), jenis ponsel Nokia E90-1
9. Widodo Adi Sucipto (Menko Polkam), jenis ponsel Nokia E66-1
10. Sofyan Djalil (Menteri Komunikasi dan Informatika), jenis ponsel Nokia E90-1

Selain beberapa pejabat di atas Austalia juga diduga melakukan penyadapan terhadap Ibu Negara yakni Ibu Kristiani Herawati Yudhoyono.

kronologis isu penyadapan ini sendiri sebenarnya masih berkaitan dengan isu penyadapan oleh Amerika Serikat terhadap negara sekutunya, yang diungkap oleh media internasional the Guardians. setelah Eks analis Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward Snowden membocorkan dokumen-dokumen rahasia yang disimpannya. Nama para pejabat Indonesia muncul setelah pada tanggal 13 nopember 2013 media merilis bagian dokumen berjudul “3D Impact and Update” dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa Austalia melakukan penyadapan terhadap SBY dan para pejabat tinggi negaranya termasuk Ibu Negara.

Indonesia menghadapi isu ini dengan tegas, melalui pidatonya Presiden SBY meminta Australia untuk menjelaskan perihal insiden penyadapan oleh negara tetangga tersebut, secara resmi surat permintaan penjelasan dari presiden SBY pun telah dilayangkan kepada pemerintah Australia. Akan tetapi hingga saat penulis menulis artikel ini belum ada tanda-tanda akan adanya penjelasan terlebih lagi permohonan maaf dari pemerintah Austalia.

Sebagai tindak lanjut sikap tegas Pemerintah Indonesia, saat ini Presiden sudah memerintahkan penghentian kerja sama militer antara Indonesia dan Australia selain itu Duta Besar Indonesia untuk Australiapun sudah ditarik. Apakah sikap ini akan memberikan tekanan terhadap Pemerintah Australia? kita lihat saja.

Hubungan Australia-Indonesia memang sangat menarik untuk diamati, seperti disampaikan oleh Yenny Wahid dalam sebuah wawancara dengan Televisi Swasta, hubungan tersebut minimal dikenal dengan 3B yakni Bali, Beef dan Boat. Bali adalah istilah untuk menjelaskan perhatian masyarakat Australia terhadap Bali karena banyaknya turis Australia yang berkunjung ke Bali selain itu kasus pemboman di Balipun menelan banyak korban jiwa Warga Australia. Beef menjelaskan hubungan Australia-Indonesia terkait Impor Sapi dari Austalia oleh Indonesia dan Boat adalah kerjasama kedua negara untuk menyelesaikan permasalahan imigran gelap, Indonesia adalah wilayah transit bagi para imigran yang akan menuju cristmast Island Asutralia.

Selain itu di sektor pendidikanpun hubungan keduanya sangat erat, pertukaran mahasiswa kerap kali dilakukan oleh kedua negara. di sisi lain warga Indonesia yang mengemban pendidikan di Tanah Kanggurupun tidak dapat disebut sedikit. 

Melihat kondisi hubungan warganya yang sangat baik, maka alangkah bijaknya jika pemerintah kedua negara dapat membina hubungan diplomatis yang serasi. Permintaan penjelasan yang dilayangkan pemerintah Indonesia seharusnya segera ditanggapi secara serius oleh Perdana Menteri Abbot, karena jika tidak kedua negara akan dirugikan terutama warga negaranya.

Warga Australia sendiri sepertinya sepaham dengan penulis, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan di negara tersebut sebanyak  53% masyarakat Australia menginginkan Abbot meminta  maaf kepada Indonesia. semoga saja PM keras kepala ini mengikuti keingginan kebanyakan masyarakatnya.

Wallahu 'alam bissawaf

  

No comments:

SEBUAH BUKU TENTANG PEGAWAI NEGERI

..

terpopuler

PNS

ABDI NEGARA

ABDI MASYARAKAT